Dwimesse

Dwimesse
Raffelo and Alfero

Rabu, 08 Agustus 2012

Mimpi Indah Tuan Teroris

Kubacakan berita Koran hari ini, 18 Juli 2009
Untukmu tuan Teroris……
Ketika tubuh-tubuh menggelepar meregang nyawa….
Ketika bau amis darah korban berbaur udara pagi…..
Sebuah pemandangan yang begitu mengerikan buat kami…
Tapi tidak untukmu tuan teroris…
Pemandangan yang elok nan indah..itu bisa kulihat dari binar matamu….
Mengapa kau lakukan semua itu wahai tuan teroris ?
Membunuh orang-orang kafir !
Siapa ?
Amerika dan antek-anteknya !
Kenapa ?
Karena mereka telah membantai saudara-saudara kita di Irak dan Afganistan !
Bagaimana dengan saudara-saudara tuan yang ikut menjadi korban ?
Itu konsekuensi Jihad !
Jihad ?
Ya Jihad….kami berjihad !
Bukankah orang yang berjihad dan mati syahid akan masuk surga ?
Ya ! karena kami ingin masuk surga maka kami berjihad !
Tapi kenapa keinginan masuk surga itu harus ditebus dengan hujatan yang begitu hebat ?
Karena mereka tidak paham ilmu agama !
Tuan Teroris….
Jika suatu saat nanti tuan teroris meregang nyawa…
Ketika sakratul maut dating menjemput…
Apa yang mungkin tuan teroris rasakan ?
Kami akan merasakan nikmat yang luar biasa…
Karena kami akan segera masuk surga…
Oh begitu ya ?
Tiba-tiba..dor..dor..sang tuan Teroris ambruk ketanah…
Dengan mata terbelalak dan nafas yang perlahan mulai meninggalkan raga…
Tuan teroris…apakah tuan masih yakin akan masuk surga…?
Tuan teroris tidak dapat berkata…hanya tersenyum sinis…lalu kemudian tubuhnya bergetar hebat…kejang luar biasa..hingga tuan teroris benar-benar telah tiada…
Dalam hati aku berkata..
Inikah ciri-ciri orang yang mati syahid..?
Ah…bagaimana dengan korban-korban mereka ?
Saudara-saudara mereka seiman yang juga turut menjadi korban mereka…?
Apakah mati syahid harus berhutang dosa…?
Ah…seandainya tuan teroris dapat hidup dua kali…..
Setelah ia merasakan kematian yang pertama….
Ah…ternyata kita akan kekal abadi selamanya…
Bisa di surga….atau malah mungkin…..di NERAKA……
Wallahualam…..
Marhaban Ya Ramadhan…………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar